Ada orang yang menganggap bahwa kita dapat menjadi pria Kristen tanpa
menjadi murid Kristus. Bahkan ada yang menganggap murid adalah tingkat
kekristenan yang selanjutnya. Saya pernah mendengar orang berkata, “Saat ini
saya belum siap menjadi murid, saat ini saya cukup menjadi orang percaya saja.
Nanti kalau saya sudah siap dengan waktu dan komitmen yang cukup, barulah
saya menjadi murid.” Anggapan tersebut sebenarnya salah.
Bila kita meneliti Alkitab, kita dapat melihat bahwa “orang percaya,” “orang
Kristen,” dan “murid” adalah istilah-istilah yang berbeda namun menunjukkan
kelompok orang yang sama. Jadi bukan menunjukkan tingkatan tetapi kelompok
orang yang sama. Kekristenan dan menjadi murid Kristus adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Jadi, menjadi pria Kristen adalah sama dengan menjadi
murid Kristus. Sudahkah Anda memutuskan untuk menjadi murid Kristus dan
mempraktekkan pemuridan? Jikalau belum, kemungkinan Anda belum menjadi
Kristen sejati.
Sejak semula kita sudah dipanggil menjadi murid, dan setelah kita menjadi
murid, kita perlu mempraktekkan pemuridan sampai kita bertumbuh menjadi
murid Kristus yang maksimal.
Ada orang yang sudah memutuskan menjadi murid Kristus, namun dalam praktek
pemuridan mereka binggung dan tidak menunjukkan buah pertumbuhan yang
sehat dari seorang murid Kristus. Mengapa demikian? Jawabannya adalah
karena tidak jelasnya “Arti dan praktek pemuridan itu!”
Setelah pergumulan panjang dalam praktek pemuridan, saya banyak belajar
tentang pemuridan dan akhirnya terdorong untuk menuliskan sebuah panduan
yang menyeluruh tentang “Apa arti pemuridan pria dan bagaimana melakukan
pemuridan pria, baik bagi pemurid/pembuat murid (disciple maker) maupun
bagi murid Kristus yang dibina.”
Buku ini berisi materi modul satu Pria Sejati, yang adalah tindak lanjut Camp Pria
Sejati, yang merupakan pengulangan yang dilakukan dalam kelompok pemuridan
Kompak/Havruta.